Minggu, 19 Februari 2017

TIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN






TIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN









           
           Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, baik dari segi jumlah penduduk, luas wilayah, kekayaan alam dan sumber daya yang dimiliki. Untuk mengelola sumber daya yang besar itu tentunya tidak lepas dari berbagai tantangan, utamanya tantangan yang muncul dari dunia pendidikan. Oleh Karena itu, berbagai daya dan upaya dikerahkan guna mewujudkan hal itu, salah satunya adalah dengan memanfaatkan Teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau yang biasa disebut Information dan Comunication Technology (ICT) dalam kehidupan modern memiliki dampak yang significan terhadap cara kita hidup apalagi di dunia pendidikan. Ada kesadaran yang luas bahwa perkembangan ini memiliki implikasi yang mendalam untuk pendidikan dalam rangka menuju perubahan. Karena pada dasarnya semua negara ingin meningkatkan kualitas dan efektifitas proses pembelajaran di sekolah, dan salah satu sarana yang bisa dipakai adalah melalui ICT.
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah melakukan beberapa program atau proyek dengan menggunakan TIK yaitu Jardiknas dan Inherent yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Jardiknas
Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) adalah program pengembangan infrastruktur jaringan online skala nasional (National Wide Area Network) yang dibangun oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) Pemerintah Republik Indonesia untuk menghubungkan antar institusi dan komunitas pendidikan se-Indonesia. Jardiknas merupakan salah satu program strategis pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk dunia Pendidikan di Indonesia. Melalui infrastruktur jaringan online (Jardiknas) diharapkan dapat mempercepat pengembangan integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada program pemerintah sektor pendidikan untuk kemajuan Pendidikan Indonesia saat ini dan di masa depan.

Tujuan Jardiknas
Sebagai media informasi dan komunikasi online antar institusi dan komunitas pendidikan di seluruh Indonesia dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan akses, transparasi dan akuntabilitas Pendidikan Nasional.
Jejaring pendidikan nasional atau Wide Area Network (WAN) berskala nasional yang menghubungkan seluruh kantor dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, sekolah-sekolah dan perguruan tinggi serta masyarakat pendidikan yang berada di dalam wilayah Republik Indonesia. Jejaring ini dibuat untuk memperlancar dan mengoptimalkan arus komunikasi, data dan informasi antar pelaksana pendidikan, sehingga data dan informasi menjadi lebih optimal, lancar, transparan, efektif dan efisien.
Jejaring Pendidikan Nasional atau Jardiknas sejak tahun 2006 telah menjadi program prioritas di Depdiknas dan menjadi salah satu flagship yang terbesar di Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (DeTIKNas) yang dipimpin langsung oleh Presiden RI. Untuk mendukung stabilitas, kualitas, kuantitas, efektifitas, dan utilitas layanan Jardiknas di 24.747 nodes yang tersebar merata di 33 provinsi, maka pada tahun anggaran 2009 ini Pustekkom telah menyiapkan 18 program pengadaan dan kegiatan yang terdiri atas:
1.      Sewa Bandwidth dan Kelengkapannya untuk Jardiknas Zona Kantor
2.      Sewa Bandwidth dan Kelengkapannya untuk Jardiknas Zona Perguruan Tinggi
3.      Sewa Bandwidth untuk Jardiknas Zona Sekolah (SchoolNet)
4.      Sewa Bandwidth untuk Jardiknas Zona Personal (TeacherNet)
5.      Operasional dan Pemeliharaan Jardiknas
6.      Pengadaan Server Penyedia Konten Pembelajaran
7.      Peningkatan Sistem Kendali Jaringan
8.      Pengadaan Perangkat Data Center
9.      Sosialisasi Integrasi Portal Resmi Depdiknas
10.  Workshop Migrasi Domain Laman dan Surat Elektronik di Lingk. Depdiknas
11.  Pelatihan OSS untuk Instruktur dan Sys Admin (IGOS)
12.  Migrasi PC dan Server (IGOS)
13.  Monitoring Pelaksanaan dan Pendampingan (IGOS)
14.  Sosialisasi Pemanfaatan Jardiknas di 33 Provinsi
15.  Workshop Pemanfaatan Jardiknas di 33 Provinsi
16.  Standarisasi Interoperabilitas Data dan Informasi
17.  Standarisasi Infrastruktur TI
18.  Sertifikasi Keahlian TIK untuk Tim Jardiknas
Pada proses implementasi dan pembangunan dari JARDIKNAS ini juga tidak lepas dari munculnya kendala-kendala yang harus dihadapi. Kendala ini antara lain adalah:
a. Masalah tersedianya orang yang mengoperasikan (SDM);
b. Masalah tersedianya dana;
c. Masalah koordinasi dan kerja sama yang harus ditingkatkan;
d. Masalah sistem keamanan jaringan, dan
e. Masalah kesinambungan tata kelola sistem jaringan di setiap lokasi.
Terlepas dari adanya kendala-kendala yang ada, program JARDIKNAS ini dirasa sangat menguntungkan. Program ini hampir sama dengan program ‘SEARCA University Consortium Network’ yang menghubungkan beberapa perguruan tinggi di Asia, Eropa dan Kanada. Program JARDIKNAS juga mirip sama dengan programnya SEAMEO yang dinamakan Connecting Asian Europe e-Learning (CAE-e-LEARN). A collaborative research with Universitat Oberta de Catalunya-Spain, ICDE-Spain, SEAMES-Thailand, VOCHTECBrunei- Darussalam, Fern Universitaet in Hagen Germany, PUEMLR-France, and Tilburg University-the Netherlands. Program JARDIKNAS dan program networking pendidikan ini membuktikan mampu memeratakan kesempatan masyarakat untuk mengakses pendidikan (Soekartawi, 2004e, dan Soekartawi, Haryono dan Librero, 2004).
Walaupun demikian, pembangunan jejaring pendidikan nasional beserta fasilitas dan layanan yang dikembangkan seperti apa yang dijelaskan di atas adalah kegiatan yang teramat penting untuk tujuan melaksanakan pembangunan pendidikan yang efektif (do the right thing) dan efisien (do the thing right). Beberapa penelitian secara mikro membuktikan hal ini.
2.    Inherent
Inherent adalah merupakan kependekan dari Indonesia Higher Education Network atau Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia, yaitu jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang menghubungkan setiap perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahap awal (2006) telah terbangun interkoneksi 32 localnode yang berada di perguruan-perguruan tinggi di ibu-ibu kota propinsi di Indonesia serta kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Tujuan Inherent
Pengadaan inherent adalah kerjasama komunikasi data antar perguruan tinggi. Content Internet langsung diharapkan bisa diusahakan masing-masing perguruan tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perguruan tinggi sharing mirror internet yang dianggap bermanfaat langsung untuk kepentingan perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya.
Acuan utama dalam kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi ke depan adalah Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi (Higher Education Long Term Strategy, HELTS) 2003-2010 yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing bangsa yang dilandasi oleh adanya otonomi penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan organisasi. Berdasarkan kebijakan tersebut, institusi pendidikan tinggi diharapkan mampu meningkatkan kualitasnya melalui berbagai program pengembangan yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi antara lain dalam bentuk Program Hibah Kompetisi (PHK).
Sejalan dengan kebijakan diatas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi meluncurkan program pengembangan sistem dan jaringan informasi pendidikan tinggi yang direncanakan secara bertahap akan menghubungkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia (Indonesian Higher Education Network - INHERENT). Dalam rangka menyiapkan pemanfaatan INHERENT, perguruan tinggi diundang untuk mengembangkan program yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat perguruan tinggi yang terhubung dengan sistem jaringan tersebut.
Pengaturan Koneksi
Koneksi Inherent diutamakan untuk kepentingan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, Inherent terbuka bagi koneksi dengan institusi riset dan pemerintah daerah.
Perguruan Tinggi Simpul Lokal
Perguruan Tinggi simpul lokal dapat memberikan akses kepada perguruan tinggi lain dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada Dikti
Perguruan Tinggi selain simpul lokal
Perguruan Tinggi yang bukan merupakan simpul lokal dapat terhubung ke INHERENT dengan mengajukan permohonan tertulis kepada simpul lokal terdekat yang tersebar di seluruh Propinsi. Permohonan dimaksud ditembuskan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Segala biaya yang diakibatkan oleh adanya hubungan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemohon. Prosedur rinci untuk menghubungkan ke simpul lokal dijelaskan secara terpisah.
Pemkab/Pemkot/Pemprov atau Lembaga Pemerintah lainnya
Pemerintah daerah (Pemda/Pemkot/Pemprop) baik tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten kota dapat memanfaatkan atau bergabung dengan INHERENT. Pemanfaatan ini khususnya untuk menunjang program program pendidikan yang ada di masing masing Pemda/Pemkot/Pemprop. Misalnya, Dinas Kependidikan atau pusat pelatihan yang berada di Pemda dapat bergabung ke INHERENT atas biaya Pemda sendiri. Prosedur detail untuk menghubungkan ke simpul lokal dijelaskan secara terpisah.
Pengaturan Kelembagaan INHERENT
Kelembagaan INHERENT di tingkat Universitas sepenuhnya merupakan wewenang Universitas yang bersangkutan. Namun diharapkan pengelola Sub Node / lokal Node minimal mempunyai seorang koordiantor dan sub bidang :
Teknis : berkaitan dengan pemanfaatan secara teknis, pemeliharaan, koordinasi Teknis, dll
Non Teknis : berkaitan dengan kegiatan kerjasama, Pengembangan, Pemanfaatan, dll  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar