TIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, baik dari segi
jumlah penduduk, luas wilayah, kekayaan alam dan sumber daya yang dimiliki.
Untuk mengelola sumber daya yang besar itu tentunya tidak lepas dari berbagai
tantangan, utamanya tantangan yang muncul dari dunia pendidikan. Oleh Karena
itu, berbagai daya dan upaya dikerahkan guna mewujudkan hal itu, salah satunya
adalah dengan memanfaatkan Teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau
yang biasa disebut Information dan Comunication Technology (ICT) dalam kehidupan
modern memiliki dampak yang significan terhadap cara kita hidup apalagi di
dunia pendidikan. Ada kesadaran yang luas bahwa perkembangan ini memiliki
implikasi yang mendalam untuk pendidikan dalam rangka menuju perubahan. Karena
pada dasarnya semua negara ingin meningkatkan kualitas dan efektifitas proses
pembelajaran di sekolah, dan salah satu sarana yang bisa dipakai adalah melalui
ICT.
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, pemerintah melakukan beberapa program atau proyek dengan menggunakan
TIK yaitu Jardiknas dan Inherent yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Jardiknas
Jejaring Pendidikan
Nasional (Jardiknas) adalah program pengembangan infrastruktur jaringan online
skala nasional (National Wide Area Network) yang dibangun oleh Departemen
Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) Pemerintah Republik Indonesia untuk
menghubungkan antar institusi dan komunitas pendidikan se-Indonesia. Jardiknas
merupakan salah satu program strategis pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk dunia Pendidikan di Indonesia. Melalui infrastruktur jaringan
online (Jardiknas) diharapkan dapat mempercepat pengembangan integrasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada program pemerintah sektor pendidikan
untuk kemajuan Pendidikan Indonesia saat ini dan di masa depan.
Tujuan
Jardiknas
Sebagai media
informasi dan komunikasi online antar institusi dan komunitas pendidikan di
seluruh Indonesia dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan akses, transparasi
dan akuntabilitas Pendidikan Nasional.
Jejaring
pendidikan nasional atau Wide Area Network (WAN) berskala nasional yang
menghubungkan seluruh kantor dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, sekolah-sekolah
dan perguruan tinggi serta masyarakat pendidikan yang berada di dalam wilayah
Republik Indonesia. Jejaring ini dibuat untuk memperlancar dan mengoptimalkan
arus komunikasi, data dan informasi antar pelaksana pendidikan, sehingga data
dan informasi menjadi lebih optimal, lancar, transparan, efektif dan efisien.
Jejaring
Pendidikan Nasional atau Jardiknas sejak tahun 2006 telah menjadi program
prioritas di Depdiknas dan menjadi salah satu flagship yang terbesar di Dewan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (DeTIKNas) yang dipimpin langsung
oleh Presiden RI. Untuk mendukung stabilitas, kualitas, kuantitas, efektifitas,
dan utilitas layanan Jardiknas di 24.747 nodes yang tersebar merata di 33
provinsi, maka pada tahun anggaran 2009 ini Pustekkom telah menyiapkan 18
program pengadaan dan kegiatan yang terdiri atas:
1. Sewa
Bandwidth dan Kelengkapannya untuk Jardiknas Zona Kantor
2. Sewa
Bandwidth dan Kelengkapannya untuk Jardiknas Zona Perguruan Tinggi
3. Sewa
Bandwidth untuk Jardiknas Zona Sekolah (SchoolNet)
4. Sewa
Bandwidth untuk Jardiknas Zona Personal (TeacherNet)
5. Operasional
dan Pemeliharaan Jardiknas
6. Pengadaan
Server Penyedia Konten Pembelajaran
7. Peningkatan
Sistem Kendali Jaringan
8. Pengadaan Perangkat
Data Center
9. Sosialisasi
Integrasi Portal Resmi Depdiknas
10. Workshop Migrasi Domain
Laman dan Surat Elektronik di Lingk. Depdiknas
11. Pelatihan OSS untuk
Instruktur dan Sys Admin (IGOS)
12. Migrasi PC dan Server
(IGOS)
13. Monitoring Pelaksanaan
dan Pendampingan (IGOS)
14. Sosialisasi Pemanfaatan
Jardiknas di 33 Provinsi
15. Workshop Pemanfaatan
Jardiknas di 33 Provinsi
16. Standarisasi
Interoperabilitas Data dan Informasi
17. Standarisasi
Infrastruktur TI
18. Sertifikasi Keahlian TIK
untuk Tim Jardiknas
Pada
proses implementasi dan pembangunan dari JARDIKNAS ini juga tidak lepas dari
munculnya kendala-kendala yang harus dihadapi. Kendala ini antara lain adalah:
a. Masalah tersedianya orang yang mengoperasikan (SDM);
b. Masalah tersedianya dana;
c. Masalah koordinasi dan kerja sama yang harus ditingkatkan;
d. Masalah sistem keamanan jaringan, dan
e. Masalah kesinambungan tata kelola sistem jaringan di setiap lokasi.
a. Masalah tersedianya orang yang mengoperasikan (SDM);
b. Masalah tersedianya dana;
c. Masalah koordinasi dan kerja sama yang harus ditingkatkan;
d. Masalah sistem keamanan jaringan, dan
e. Masalah kesinambungan tata kelola sistem jaringan di setiap lokasi.
Terlepas
dari adanya kendala-kendala yang ada, program JARDIKNAS ini dirasa sangat
menguntungkan. Program ini hampir sama dengan program ‘SEARCA University
Consortium Network’ yang menghubungkan beberapa perguruan tinggi di Asia, Eropa
dan Kanada. Program JARDIKNAS juga mirip sama dengan programnya SEAMEO yang
dinamakan Connecting Asian Europe e-Learning (CAE-e-LEARN). A collaborative
research with Universitat Oberta de Catalunya-Spain, ICDE-Spain,
SEAMES-Thailand, VOCHTECBrunei- Darussalam, Fern Universitaet in Hagen Germany,
PUEMLR-France, and Tilburg University-the Netherlands. Program JARDIKNAS dan
program networking pendidikan ini membuktikan mampu memeratakan kesempatan
masyarakat untuk mengakses pendidikan (Soekartawi, 2004e, dan Soekartawi,
Haryono dan Librero, 2004).
Walaupun
demikian, pembangunan jejaring pendidikan nasional beserta fasilitas dan
layanan yang dikembangkan seperti apa yang dijelaskan di atas adalah kegiatan
yang teramat penting untuk tujuan melaksanakan pembangunan pendidikan yang
efektif (do the right thing) dan efisien (do the thing right). Beberapa
penelitian secara mikro membuktikan hal ini.
2.
Inherent
Inherent
adalah merupakan
kependekan dari Indonesia Higher Education Network atau Jaringan Perguruan
Tinggi Indonesia, yaitu jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang
menghubungkan setiap perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahap awal (2006) telah terbangun interkoneksi
32 localnode yang
berada di perguruan-perguruan tinggi di ibu-ibu kota propinsi di Indonesia
serta kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Tujuan Inherent
Pengadaan inherent adalah kerjasama
komunikasi data antar perguruan tinggi. Content Internet langsung diharapkan
bisa diusahakan masing-masing perguruan tinggi. Tidak tertutup kemungkinan
perguruan tinggi sharing mirror internet yang dianggap bermanfaat langsung
untuk kepentingan perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya.
Acuan utama dalam
kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi ke depan adalah Strategi Jangka
Panjang Pendidikan Tinggi (Higher Education Long Term Strategy, HELTS)
2003-2010 yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing bangsa yang dilandasi
oleh adanya otonomi penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan organisasi.
Berdasarkan kebijakan tersebut, institusi pendidikan tinggi diharapkan mampu
meningkatkan kualitasnya melalui berbagai program pengembangan yang
difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi antara lain dalam
bentuk Program Hibah Kompetisi (PHK).
Sejalan dengan kebijakan diatas
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi meluncurkan program pengembangan sistem
dan jaringan informasi pendidikan tinggi yang direncanakan secara bertahap akan
menghubungkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia (Indonesian Higher
Education Network - INHERENT). Dalam rangka menyiapkan pemanfaatan INHERENT,
perguruan tinggi diundang untuk mengembangkan program yang akan dimanfaatkan
oleh masyarakat perguruan tinggi yang terhubung dengan sistem jaringan
tersebut.
Pengaturan Koneksi
Koneksi Inherent
diutamakan untuk kepentingan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut, Inherent terbuka bagi koneksi dengan institusi
riset dan pemerintah daerah.
Perguruan Tinggi Simpul Lokal
Perguruan Tinggi
simpul lokal dapat memberikan akses kepada perguruan tinggi lain dengan terlebih
dahulu memberitahukan kepada Dikti
Perguruan Tinggi selain simpul lokal
Perguruan Tinggi
yang bukan merupakan simpul lokal dapat terhubung ke INHERENT dengan mengajukan
permohonan tertulis kepada simpul lokal terdekat yang tersebar di seluruh Propinsi.
Permohonan dimaksud ditembuskan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Segala biaya yang diakibatkan oleh adanya hubungan ini sepenuhnya menjadi
tanggungjawab pemohon. Prosedur rinci untuk menghubungkan ke simpul lokal
dijelaskan secara terpisah.
Pemkab/Pemkot/Pemprov atau Lembaga
Pemerintah lainnya
Pemerintah daerah
(Pemda/Pemkot/Pemprop) baik tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten kota
dapat memanfaatkan atau bergabung dengan INHERENT. Pemanfaatan ini khususnya
untuk menunjang program program pendidikan yang ada di masing masing
Pemda/Pemkot/Pemprop. Misalnya, Dinas Kependidikan atau pusat pelatihan yang
berada di Pemda dapat bergabung ke INHERENT atas biaya Pemda sendiri. Prosedur
detail untuk menghubungkan ke simpul lokal dijelaskan secara terpisah.
Pengaturan Kelembagaan INHERENT
Kelembagaan
INHERENT di tingkat Universitas sepenuhnya merupakan wewenang Universitas yang
bersangkutan. Namun diharapkan pengelola Sub Node / lokal Node minimal
mempunyai seorang koordiantor dan sub bidang :
Teknis : berkaitan dengan
pemanfaatan secara teknis, pemeliharaan, koordinasi Teknis, dll
Non Teknis : berkaitan dengan
kegiatan kerjasama, Pengembangan, Pemanfaatan, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar